ANALISIS USAHA TANI TEBU DI KECAMATAN BAMBANGLIPURO KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Abstrak
Analysis on sugarcane farming in Bambanglipuro district, Bantul regency, special regency of Yogyakarta has been done to the difference of farming system and to analyze more profitable sugarcane farming between Joint Venture Sugarcane Society (TR.KSU), Partnership Sugarcane Society (TR.KMT), and Independent Sugarcane Society (TR. MAN) farmers.
The basic method used is descriptive method and analysis so the analysis on sugarcane farming is worth the effort. Sampling location is at Bambanglipuro district, Bantul Regency with 60 samples taken consisting of 20 Joint Venture Sugarcane Society (TR.KSU) farmers, 20 Partnership Sugarcane Society (TR.KMT) farmers, and 20 Independent Sugarcane Society (TR. MAN) farmers. The result of the research shows that Venture Sugarcane Society (TR.KSU) farmers make profit Rp. 19.180.112/Ha on PC and Rp. 15.531.800/Ha on RC. Partnership Sugarcane Society (TR.KMT) farmers make profit Rp. 18.911.388/Ha on PC and Rp. 15.419.800/Ha on RC, and Independent Sugarcane Society (TR. MAN) farmers make profit Rp 22.983.188/Ha on PC and Rp. 17.985.710/Ha on RC.
Value of R/C ratio sugarcane farming per Ha for TR.KSU, TR.KMT, and TR.MAN farmers is more than one. This shows that either PC or RC sugarcane farming is worth the effort.
Keywords: Sugarcane farming analysis, society’s sugarcane, partnership, farming suitabilityReferensi
Anies Anggara, 2008. Agribisnis Tanaman Perkebunan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Boediono, 1993. Ekonomi Mikro. BPFE - Yogyakarta.
Ditjenbun, 2006. Pedoman Budidaya Tanaman Tebu Lahan Sawah. Direktorat Budidaya Tanaman Semusim. http://ditjenbun.deptan.go.id/. Diakses tanggal 6 Februari 2014.
Ditjenbun, 2013. Upaya Peningkatan Produksi Tebu. http://ditjenbun.deptan.go.id/. Diakses tanggal 18 November 2013.
Djoenadi Samoedi, 1993. Hama-hama Penting Pertanaman Tebu di Indonesia, Pasuruan.
Hernanto, F. 1989. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya, Jakarta.
Jerrie Ferdiansyah, 2012. Budidaya Tebu. Penerbit CV. Budi Utama, Jakarta.
Masyhuri, 2005. Struktur Konsumsi Gula Pasir Indonesia. Pangan. Journal Vol XIV (44): 35-47.
Mokh. Rum & Slamet Widodo, 2011. Sistem Usahatani. http://www.pengantaragribisnis.files.wordpress.com.2011/. Diakses tanggal 30 November 2013.
Mubyarto dan Daryanti. 1991. Gula Kajian Sosial-Ekonomi. Aditya Media, Yogyakarta.
Nasir, 1999. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia, Jakarta.
Nurrofiq, Akhmad. 2005. Analisis Efisiensi Produksi Pabrik Gula. Skripsi. Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Pabundu Tika, 2006. Metodologi Riset Bisnis. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Reynaldi Gustami, 2013. Perkebunan di Jogjakarta. http://www.perkebunandijogjakarta. Diakses tanggal 17 Januari 2014.
Syakir, M. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Tebu. ESKA Media, Jakarta.
Soeharjo dan Patong. 1991. Sendi-Sendi Pokok Ilmu Usahatani. Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Institut Pertanian Bogor.
Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Rajawali Pers., Jakarta.
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Sugiyarta, Eka. 2008. Peranan Varietas Dalam Peningkatan Produksi dan Produktivitas Gula. P3GI, Pasuruan.
Sugiarto, 2002. Budidaya Tanaman Tebu. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suratiyah K, 2006. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sutardjo, Edhi. 1994. Budidaya Tanaman Tebu. Bumi Aksara, Jakarta.
Suwarto dan Yuke, 2010. 12 Budidaya Tanaman Perkebunan Unggulan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Yunindio, 2012. Budidaya Tanaman Tebu Pada lahan Sawah dan Lahan Kering. http://www.budidayatebulahansawahdanlahankering.com. Diakses tanggal 18 November 2013.